Jumat, 19 Juli 2013

Something about the Atlas City

Waaaaaaa... sudah berapa lama saya tidak mengepos lagi? Kayaknya lama banget ya -,-

Honestly, gw merasa konyol waktu liat post terakhir gw adalah tentang permasalahan semester 3 gw dimana tiba-tiba gw merasa tertarik dengan seseorang di daerah rantau gw. Yaaa, tapi itu masa lalu. Gw juga udah netral, damai, dan gw semakin lengket sama pacar gw, si Beruang.

Well well, sekarang udah jam 12 lewat 22 menit waktu leptop gw. Saat ini gw lagi menghirup sedikit udara tenang disela-sela usaha gw dalam mengerjakan proposal skripsi gw.

Ya, lo ga salah baca, beneran PROPOSAL SKRIPSI. (sengaja gw capslock biar agak dramatis gitu loh)

*keplok keplok* *dilempar sendal jepit*

Kalo boleh di-review, yang namanya waktu berjalan emang ga pernah bisa diperkirakan. Rasanya baru kemaren gw pindahan ke Semarang dengan hati tegar dan koper besar bersamaan dengan badan gw yang masi buntek, kucel, dan berambut ala cangcuters. Belom lagi waktu itu gw canggung banget karena itu pertama kalinya gw hidup sendirian, ga dibantuin orang tua atau saudara-saudara.

Awal mula, gw suka tinggal di Semarang. Bebas, gw mau kayang di tengah tugu muda juga ga ada yang marah. Gw mau ke gramed sendirian juga ga masalah. Tapi, masalah datang berupa 'Homesick' atau kangen rumah. Di Semarang-lah gw mulai menghargai arti 'Rumah' sesungguhnya.

Kata orang, rumah adalah tempat dimana ada keluarga yang menanti, kekasih menanti, dan mereka yang mencintai kita juga menanti. Tapi, menurut gw,
"rumah adalah tempat dimana lo merasa diterima, merasa lo bisa jadi diri sendiri tanpa harus berpura-pura, tempat lo bisa belajar menjadi manusia yang lebih baik, juga tempat dimana lo bisa berkumpul dengan mereka yang mencintai dan dicintai oleh lo. "
Karena, gw merasa sekarang rumah gw ada 2, tangerang dan semarang. Tangerang adalah tempat dimana keluarga gw berada, sanak famili gw, kenalan-kenalan, teman masa kecil, bahkan pacar gw juga disana. On the other hand, Semarang memberikan gw banyak pelajaran dan pengalaman: Berbicara di depan orang banyak, berpendapat, menjadi pemimpin, belajar dewasa, mengendalikan emosi, bersabar dan ikhlas, dan sebagainya yang bener-bener ga bisa gw tukarkan dengan uang sebanyak apapun.

That's why I love Semarang. Ada banyak kenangan manis yang gak akan pernah bisa dilupain.

Semarang juga-lah yang mengantarkan kaki gw menuju tempat-tempat yang gw pikir sampe kapanpun ga akana pernah gw kunjungi, misalnya kantor DPRD Jawa Tengah, Bank Indonesia, kantor-kantor dinas pemerintahan, pengambilan paket besar di kantor pos, dan lainnya. Gw merasa ini pengalaman yang WOW banget, mengingat gw jarang keluar dan jarang punya kesempatan ke tempat-tempat tersebut. Gw ga tau apa yang terjadi jika gw harus benar-benar totally  ga bisa main kesini lagi. Hahahahah, definitely I can't. Gw udah terlalu terikat sama ibukota Jawa Tengah ini.

Puji Tuhan Yesus karena hanya denga berkat-Nya lah gw bisa mengalami semua mukjizat indah ini. Semua tangis, tawa, seru frustasi, senyum, dan usaha mengantarkan gw pada saat ini menjadi gw yang sekarang sedang menatap layar laptop dengan wajah bersemu karena menostalgia masa lalu.

Keren, mantap, luar biasa...adalah kata-kata yang bisa gw gambarkan selama gw nomaden tangerang-semarang.

Semoga untuk seterusnya, gw akan selalu mencintai tempat ini :)


Sabtu, 24 Desember 2011

He and Him

Siang hari, di rumah, di kamar...

Udah lama gue ga nongkrong senyaman ini di kamar gw sendiri. Okelah meskipun kamar gue masi ga begitu rapi, tapi setidaknya masi layak untuk menampung sesosok perempuan cantik didalamnya. Plis, jangan muntah, gue males bersihin.

Siang ini gue lagi berusaha mengasingkan diri dari dunia per-sosial-an. Gue sengaja menyerahkan si Natsume (baca: hape gue) ke kakak gue tercinta buat digunakan dan di-charge. Gw cuma lagi ga niat, ga niat bergosip atau mengobrol atau ngisengin orang (which mean jarang banget begini). Just wanna relax and enjoy my Dec 24th. Salah satunya adalah dengan mengedit-edit blog gue ini plus mengisinya dengan tulisan-tulisan baru.

There're so much things I wanna tell in this blog. Lately, gue banyak mengalami hal-hal baru dalam pengalaman love-life gue. Gue serba bingung dan serba berpikir. Gue mengira.....


Hey, wait a second! ada SuJu lagi nyanyi Mr. Simple!


KYAAAAAAAAAA!!!! *fangirling bentar* *Lagu pun habis*


Ehem! Sori, sampe mana tadi? Oh ya, "gue mengira...."


Gue mengira gue ga bakal mengalami hal yang seperti ini. This is beyond my wildest imagination. Tapi kata orang bijak: Nothing is impossible, jadilah gue manggut-manggut dan menerima kenyataan. Gue berada di tengah suatu kebingungan, or should I say, di tengah suatu pemikiran yang sedikit rumit. Gue berada di antara dua pilihan. Bukan, bukan diantara dua pilihan sendal yang cocok buat sendal mandi gue, tapi diantara dua cowok yang ada di kehidupan gue saat ini. Bukan berarti juga gue cuma berteman dengan dua orang cowok, tapi yang lebih ke-spotlight diantara teman-teman gue.

Mungkin ini yang disebut cinta segitiga atau bahasa gaulnya triangle love. Tapi menurut gue ga begitu, lebih tepat dibilang cinta-tiga-sudut-dimana-cuma-dua-sudut-yang-berhubungan. Kedua sudut yang gue maksud adalah gue dan pacar gue, di Beruang (nama samaran). Satu sudut lain adalah salah satu temen gue, sebut saja Bunga. Eh, cari yang kerenan dikit. Hemmm, sebut saja Musang.


Iye iyeee, gue tau gue ga pinter ngasi nama julukan. Udah deh terima aja, ribet amat -_-"


Nah, gue dan si Beruang udah jadian selama 10 bulan (bulan ini 11) secara LDR/ long distance relationship. We love each other and we care each other, and still continuing. Selama jadian, gue bahagia dan merasa dari dia-lah tulang rusuk yang digunakan untuk menciptakan gue. Gue ga pernah ngerasa sedih atau menyesal jadian sama dia, apalagi soal jarak semarang-depok yang terbentang dengan jumawa di depan kita. Dia dan gue sama-sama ga masalah soal itu. Banyak komunikasi yang bisa kita manfaatkan untuk mengalahkan si musuh bernama 'Jarak', apalagi sekarang ada internet. Kalo kata dongeng, kita hidup happily ever-after, bahagia dan saling percaya satu sama lain. Gue menemukan sosok seorang calon pendamping hidup dengan kehadiran si Beruang. Aura dia, meskipun dari jarak 600 Km, masih menghipnotis gue. See? How love can be this magical to me. Gue bisa semangat lagi dengan sms simpel dari dia yang isinya "Semangat ya sayang! :)" Jarang ada kata 'jenuh' terlontar dari mulut dia dan gue. Kita saling mengenal satu sama lain. Udah taulah jeleknya masing-masing. Pokoknya banyak temen gue yang ngiri dengan hubungan gue yang satu ini. Gue sendiripun sangat bersyukur dengan eksistensi si Beruang di kehidupan gue.

Tapi kata pepatah: Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin menerpa. Jarak mulai menunjukkan taringnya disini....

Kuliah gue saat ini sudah menduduki semester 3, dimana mata kuliahnya banyak yang bernada kedokteran. Parah abis. Meskipun gue ga ambil sks penuh/ 24, tapi otak gue capeknya kaya ambil segitu. Setiap weekend datang, gue selalu berkhayal si Beruang datang ke Semarang sambil menyambut gue dengan pelukan hangat. Gue semakin sering merasa kesepian, gue membutuhkan kehadiran si Beruang. Jarak yang tadinya gue sepelekan menjadi semakin ganas dan menggerogoti kepercayaan diri gue. Di lain pihak, si Beruang juga kangen sama gue. Dia ingin gue disana, saling nemenin. Gue pengen banget kesana, pengen tersenyum lebar dan melepas kangen. Pasti pada penasaran, berapa lama sih ga ketemu si Beruang? 3 bulan cuy, 4 bulan kalo Desember diitung. Mungkin menurut kalian angka itu masih terbilang kecil. Temans, gue juga sering berpikir begitu, dan menurut gue, angka itu gak kecil sama sekali. Semakin hari akan terasa semakin panjang kalo perasaan kangen itu diresapi.

Gue kangen, rindu, I miss him so much. And he does too.

Ditengah ke-kangenan gue ini, tiba-tiba muncul lah si Musang. Dia muncul dalam sesosok older brother. Well, not literally popped-up in front of my door, gw recognize dia karena dia termasuk eksis di semua angkatan, termasuk angkatan gue. Kita sering ngobrol di twitter, mulai dari masalah angkatan, sampe masalah yang rada berat dikit kaya HMIG. Nah, yang gue bingung, selama kita ngobrol itu, banyak berita-berita miring mengenai gue dan dia. Gosip awalnya begini: "eh eh, kok si mas Musang klo sama Vindy kok beda yah?"

Gue menaikan satu alis, "Beda gimane? sama aja ah, ke kalian juga ngobrol-ngobrol biasa kan?"

Prinsip gue, biarin lah anjing menggonggong, yang penting dia gak gigit gue dari belakang supaya gue gak jadiin dia sate. Terserah masyarakat kampus ngomong apa, kan yang temenan gue, bukan mereka, kenapa mereka yang ribut? Ga habis pikir gue. Saking kencengnya ni gosip, si Musang sampe minta maaf ke gue. Gue nanya, "maaf kenapa?"

Dia cuma jawab, "Aku ga ada maksud buat ngerusak hubungan orang. Aku ga sejahat itu kok."

Gue percaya, dan gue tetap temenan sama dia.

Semakin hari, gosip itu semakin hilang. Karena mereka juga ga dapet bukti apapun dari gue. Tapiiii, sodara-sodara tercinta, gue merasakan gelagat aneh dari si Musang. Dia semakin tanggap kalo gue ajak ngomong. Kasi perhatian yang menurut gue ga perlu. Gue bingung, gue ga mau sok tau dengan premonition gue. Tapi mau gak mau feeling gue berkata, "Vindy, si Musang suka sama kamu."

Damn! Gue bingung.

Semakin hari dia semakin baik sama gue. Menghibur gue saat gue lagi galau. Gue jadi takut, gue takut hal yang gue takutin bakal terjadi. Gue gak mau ada pengganti si Beruang.

Honestly, I don't feel any 'like-ness' or 'attractive-ity' to this Musang guy. Gue cuma menganggap dia sebagai older brother, and he knows it. Semua kebaikan yang dia berikan ke gue, gue anggap sebagai r
asa kasih seorang kakak terhadap adiknya.

Tapi, boy, premonition gue ga bisa dibohongi.

Inilah salah satu kemampuan (entah firasat belaka) gue buat merasakan perasaan orang terhadap gue. Sejenis maupun lawan jenis. Dan gue sudah tau gelagat seperti ini berarti satu hal: He likes me.

Damn it! Gue bingung bagaimana cara menyadarkan dia bahwa gue sudah memiliki pacar dan gw masih sangat sayang terhadap pacar gue?

Oleh karena itu di awal post gue bilang gue bingung dengan keadaan begini. Karena biasanya, gue lah yang ada di posisi si Musang. Then, karena gue gak mau menyakiti siapapun, gue pengen ngomong hal yang sebenernya ke dia, dan untuk memintanya berhenti mengejar gue. Please! I'm a healthy and normal girl, kalo gue ga siaga dan setan lagi lewat, gue mungkin akan melakukan hal tidak terpuji like cheating. Bukannya gue ga setia, tapi ini masalah setiap LDR dimana salah satu atau sepasang kekasih LDR mulai merasa kesepian dan membutuhkan seseorang untuk menemani. Karena ada 'Jarak', maka lonely-shit ini mulai menyerang sampai ke stadium 4. Gue sangat sangat sangat sangat tidak mau termakan penyakit itu sampai-sampai memutuskan hubungan dengan si Beruang.

I'm so in love with si Beruang, until I cry if I think about breaking-up and live entirely separated with him.

This is why I act suspicious about kindness from opposite sex. They often feel more than just a friend. Why??? I miss the time when good deed is really a pure kindness, not one of those flirt ways.


God, what should I do? What should I say?

Gue ga bisa begitu aja menjauh dari si Musang, I'm his friend. There is no ex-friend!

Semoga gue bisa memperlakukan si Musang dengan semestinya... dan gue juga masih bisa terus in relationship dengan si Beruang....

Sekian untuk cerita hari ini, semoga yang baca jangan ikut galau yah :)




Happy Christmas! :*




Jumat, 11 Maret 2011

Flying Spion

Salam sendal jepit!

Malem ini lagi-lagi gw berhasrat untuk mengisi entri blog gw. Seperti biasa, pada hari jumat malem, gw akan nganggur dan males buat belajar. Ujung-ujungnya gw pasti pengen nulis, apalagi tetangga kamar gw, Desi, baru bikin wordpress dan ngeliat dia posting bikin gw ngiri. Hahahaha, jadi yah, gw ngepost aja deh.

Oh sebelumnya, saya turut prihatin dengan bencana alam gempa bumi yang melanda Jepang hari ini. Turut berduka cita juga buat korban yang meninggal, semoga arwah mereka diberi pengampunan dan keluarga yang ditinggalkan boleh diberi ketabahan. God be with you, amen.

Gw syok denger ada kejadian gempa bumi itu. Ga cuma syok ngeliat angka skala Richter yang mencapai 8,9 dan tsunami yang sampai 10 meter, tapi juga karna gw punya banyak artis favorit dan mangaka yang sangat gw cintai.

Arakawa-sensei, be safe :)

Okeh, kembali ke topik. Mungkin para pembaca agak bingung dengan judul yang gw angkat hari ini. 'Flying spion'? opo meneh iku... Yep, flying spion atau spion terbang benar-benar terjadi kemarin. Let me start the story.

Hari menyebalkan itu bernama Kamis, tanggal 10 Maret 2011. Gw udah ga begitu seneng dari pagi, karena gw sebel kuliah olahraga dimulai pukul setengah 7 pagi. Imagine! GW KULIAH OLAHRAGA WOY! Nol sks, tapi jadi persyaratan wisuda. Hufh, antara mau ngampret, tapi kok berat karna taruhannya gelar S1 gw. Jadi, dengan semangat 2011, gw bangun jam setengah 5 pagi buat siap-siap.

Perhatian, hari itu adalah hari kedua datang bulan gw. Jadi, kalian para wanita pasti paham gimana mulesnya dan sakitnya perut di hari-hari awal datang bulan. Perut udah dikremes-kremes plus bagian pinggang dan pinggul yang rasanya udah mau patah. Buruknya, pelajaran olahraganya adalah : Lari.

Yak sodara-sodara, LARI 2,4 Km. Kalo diitung dari panjangnya lapangan, menurut dosen gw, kita harus menyelesaikannya dengan 6 putaran lapangan selama 15 menit. Sepatu gw nyaris bolong dengernya. Maka, dengan perut sekarat gw lari tertatih-tatih.

Sebel, karena gw ngerasa lemah. Sebel, karena gw baru selesai lari di menit ke 21 pas. Sebel, karena daya tahan tubuh gw ga berguna banget. Latihan 6 bulan daya tahan jadi ga berguna karena satu hal bernama 'datang bulan'. Akhirnya selesai lari badan gw kaya abis ditekuk-tekuk sendinya. Masi harus ngendarain motor juga. Tapi, karena gw emang suka nyetir, proses nyetir motor ga begitu menyebalkan walaupun badan cuapek.

Kuliah hari kamis kemaren emang agak padat. Mulai setengah 7, terus ada lagi jam 9, jam 11, jam 13. Untung kuliah jam 13 itu ditiadakan.

Skip langsung ke cerita spion terbang. Jadi ceritanya waktu itu gw mau jemput temen gw, si Innes, di kosan. FYI, buat ke kosan gw, harus melewati jalan raya depan R.S Karyadi yang ramenya mampus-mampusan. Orang semarang itu kalo nyetir suka ga tau peraturan. No offense ya, tapi coba tanya ke para pendatang dengan plat selain H, mereka pasti bakal setuju sama pernyataan gw ini. Mereka ga pernah ngasi jalan buat orang yang mau nyebrang dan motor-motor sialan selalu ngebut dan merasa sebagai pemilik jalan. Belom lagi kebiasan AMAT BURUK mereka yang hampir selalu MELAMBUNG DARI KIRI. Damn! dari sekian banyak penyebab kecelakaan akibat ga tau peraturan, yang satu itu mungkin akan menduduki posisi teratas di Semarang.

Gw baru jemput Innes dari depan kos dan mulai perjalanan ke kampus gw yang letaknya di samping RS. Karyadi. Gang masuk kosan gw letaknya di seberang pintu masuk rumah sakit. Ga seberang persis sih, tapi deket. Paling cuma 500 meter lah.

Di mulut gang, gw ambil manuver buat nyebrang ambil jalur kiri. Pelan-pelan nunggu ada kendaraan murah hati yang mau ngasi jalan. Gak lama, ternyata jalanan malah kosong, baguslah. Gw jalan pelan-pelan ke tengah jalan, dan mulai menyusuri jalur kiri. Gw tau pintu masuk karyadi ga jauh dari situ, jadi gw putusin buat jalan di pinggir. Pinggir banget, ga jauh dari trotoar, pelan (cuma pasang gigi 2), dan NYALAIN LAMPU SEIN KIRI.

Tiba-tiba, dari arah kiri ada motor bebek kenceng berusaha nyalip gw dari KIRI.

Buagh! Stang motor tu orang menghajar spion kiri gw, alhasil bagian kaca spion metal kira-kira 3 meter di depan gw. Gw sama Innes? Jatoh, gedebuk. Bener-bener gedebuk. Untungnya, Innes cepet lompat, dan cuma kena luka merah di lutut. Gw? Kaki kiri gw ketimpa motor, sikut gw lecet karna nahan badan gw waktu jatoh.

Untung, gw jatoh di pinggir jalan.

Untung, jalanan di belakang gw ga rame.

Untung, ada yang nolongin.

Untung, cuma spion.

Dan banyak lagi berkat lain yang Tuhan berikan sehingga cedera gw ga serius.

Penabraknya? Kabur. Kabur. KABUR!

Dengan resenya dia cuma berenti, ngliat kebelakang, benerin spion DIA SENDIRI, dan ngacir gitu aja. Gw syok, no sorry or what, he was just flew away.

wow, amazingly kampret.

Waktu baru jatoh, ga berasa itu sakit-sakit di kaki dan siku. Baru ngerasa pas udah beberapa saat di kelas waktu gw kuliah. Apalagi hari ini setelah ditambah dengan pegel-pegel bekas lari. Lengkaplah penderitaan gw.

Kaki Kiri gw yang paling sakit, memarnya 3 biji. Itu yang keliatan. Kaki kanan di lutut bagian dalem juga memar sedikit. Pinggang dan pinggul juga nyeri, sakit kalo dipake bersin atau ketawa. Tangan kanan dan kiri ga bisa diangkat dan sakit kalo buat nyentuh punggung. Plus lecet di siku yang perihnya wow. Yang lebih miris lagi, gara-gara badan gw sakit semua gw cuma bisa tidur satu posisi, and you know what, bangun tidur leher gw ga bisa nengok kanan.

Ancur banget deh. Ditambah gw lagi nyeri perut datang bulan. complete!

Semua sakit itu bikin gw jalan kaya orang abis sunatan. Tinggal pake sarung sambil kipasan, paling gw bisa dapet amplop isi duit -,-"

Hufh, bagaimanapun juga, thank God gw sama Innes ga kenapa-kenapa yang serius.

Oh, gw belom bilang ya? Motor yang gw pake bukan punya gw. Motor itu punya temen sekelas dan sekosan gw, Zhora. Gw udah ngasi tau perihal kecelakaan ini dan gw bersedia menanggung segala pembayaran ganti spion dan lain-lain yang mungkin ikut ga bener. Zhora kaget banget pertamanya. Tapi, abis itu udah gw selesaiin. Untung dia juga ga marah banget atau gimana. Dia cuma cemas kalo sampe ada polisi liat, kan jadi panjang urusannya. Gw paham kalo yang itu.

Pijit kaki.

Sekarang, gw udah agak mendingan. Walaupun masi susah dipake jalan, tapi kaki gw udah ga se-nyeri tadi pagi.


Sekali lagi, Thank God. Semoga kaki gw dan Innes cepet sembuh, dan orang yang nabrak gw diampuni.





Salam memar,

Senin, 07 Maret 2011

Anti-Social?

Hari ini gw dapet banyak bahan tambahan buat pembelajaran 'antropologi' gw. Alias gw mengetahui lagi salah satu cara berpikir seseorang. Well, mungkin kurang tepat dibilang cara berpikir... hem... 'keputusan', most likely. Keputusan seseorang buat menjadi anti-sosial.

Gw juga ga begitu paham dengan konsep anti-sosial ini. Sekilas, mungkin terlihat simpel : ga mau berteman sama orang lain, dan tidak berusaha juga buat bersosialisasi. Gw jarang ketemu sama orang yang jelas-jelas ngaku kalo dia anti-sosial (an-sos), tapi hari ini temen gw menyatakan secara gamblang kalo dia merasa dirinya menjadi an-sos.

Temen gw ini, si Ruth, merasa dirinya ga begitu deket sama temen-temen kampus yang lain. Doski punya beberapa temen deket, salah satunya adalah gw. Tapi yang gw heran, doski kurang bergaul sama anak-anak diluar temen deketnya itu. Suatu hari, dia pernah buka buku absen salah satu mata kuliah dan menyebutkan satu persatu dari 118 nama angkatan 2010 yang tertera disana. Dengan nada lancar gw menyebutkan panggilan dan menunjuk nama orang yang bersangkutan. How about Ruth? She barely know everyone. Mungkin dia kenal separonya. Tapi kebanyakan tau nama, jarang ngobrol langsung kecuali ada alasan khusus seperti kerja kelompok, misalnya.

Gw wawancarain si Ruth, mencoba menerka-nerka apa yang kira-kira dirasakan seseorang yang dulunya buka an-sos tapi mendadak menjadi seperti itu karena keadaan yang tidak terduga. Ruth punya pacar, namanya Andrew. Singkat cerita, Andrew menghilang secara misterius selama 3 bulan dari kampus dan Ruth, tanpa kasi kabar apapun sampai sekarang. Setelah 'kepergian' Andrew itu, Ruth merasa dunianya gak sama lagi. Karena ada part dalam hatinya yang bolong dan menjadi black hole yang punya sifat meluas. Ditambah lagi, sejak saat itu Ruth ngerasa dirinya kurang punya banyak temen buat nemenin dia menggila. Dia ngaku selama ini udah terlalu asik sama kesendiriannya dan sekarang jadi bingung buat memulai suatu hubungan pertemanan.

Gw, sebagai seorang nutritionist-wannabe, tentunya harus punya skill buat bersosialisasi sama orang-orang, terutama yang belum dikenal. Berbekal pengalaman gw dalam menghadapi berbagai macam manusia, gw berusaha mendekatkan diri ke Ruth. Gw coba ajak bicara dan menggila. Selama ini dia keliatan sepi banget, apalagi setelah pacarnya ga ada. Gw ga tega liatnya. Dia jadi lebih pendiam dan lebih sering menghilang saat anak-anak kelas sedang mengerumun. Well, kalo yang gw tangkep dari kata-katanya, ga semangat kuliah gitu kurang lebih.

Bukannya bermaksud jahat, tapi ada sisi positif yang bisa gw liat dari ketidakhadiran Andrew, Ruth jadi punya atensi terhadap dunia di sekitarnya. Selama ini dia bareng-bareng terus sama Andrew, yang membuat temen-temen kelas juga jadi agak segen buat deketin mereka. "Takut mengganggu..." said them. Gw tau kok, dibalik seorang Ruth yang biasanya cuek dan ga peduli, sebetulnya dia berjiwa 'kurang waras' seperti gw SMA dulu. Dan jiwa seperti itu ga boleh dihilangkan begitu aja. Sadar ga sadar, kekurangwarasan itulah yang bikin kita jadi pede buat memulai suatu pertemanan.

Balik ke masalah an-sos, gw merasa ada beberapa pengaruh seseorang menjadi an-sos:

1. less confident --> sepertinya menjadi faktor utama. Ada beberapa orang yang merasa dirinya ga cukup 'keren' buat mengajak ngobrol seseorang. FYI, suatu kepercayaan diri itu menentukan gimana kepribadian kita lho. Teori ini gw dapet dari pengalaman gw selama SMP-SMA. Dulu, waktu gw SMP, gw cenderung pendiem dan susah bersosialisasi. Soalnya waktu itu, murid-murid di SMP gw terasa asing dan tidak bersahabat dengan gw. Bodohnya gw, gw ga berusaha mengeluarkan ke-PD-an gw buat mengeluarkan siapa diri gw sebenarnya. So, can you imagine how is it like to be in an environment which you can't reach its 'touch of civilization'? no wonder, gw ga begitu deket sama temen-temen SMP gw setelah gw lulus.

2. Ga terbiasa buat memulai pembicaraan kalau bukan tentang yang kita suka --> ini adalah masalah ide. Kita harus punya tebel muka kalo hal yang dibicarakan orang lain mulai ga konek di kita. Hanya ada satu jalan : bertanya. Jangan gengsi jangan takut, nanya gak bayar kok. Kalo mau lebih berkreasi, coba tanyain sambil menunjukkan tanda interest pada yang dia ngerti itu. Dijamin bukannya dapet tatapan 'masa gitu aja ga tau?', tapi malah 'ooh, he/she's got interest in it'.

3. Merasa dirinya ga punya apa-apa untuk ditampilin --> biasanya orang an-sos juga berkenaan dengan penampilan dan pembawaan dirinya. Kalo denger kata an-sos, jangan langsung ngebayangin seorang geek atau seorang cwe kelebihan berat badan. Seorang yang perfect-pun juga punya masalah keminderan sendiri. Untuk poin ini, kembali lihat ke no. 1. gunakan selalu 'percaya diri', dan yakin semua orang itu spesial dengan caranya sendiri.

Ketiga hal tadi gw dapet dari hasil survey gw saat SMP-SMA-Kuliah. Suatu hal simpel yang sering kita temui di satu orang pada setiap kerumunan di pesta atau kelas yang kita hadiri. Trust me, dulu gw nyaris an-sos. Sampe gw akhirnya sadar kalo ga kenal orang, maka kita ga akan tau gimana caranya menghadapi orang lain dibelakangnya.

Semoga para pembaca juga jangan menjadi seorang an-sos.




Salam manis,

Sabtu, 05 Maret 2011

Bagaimana Bisa~

Malaaammmm.... Or should I say, Pagi semuanyaaaa :D

Currently, gw sedang menulis entry baru pada pukul 12.15 AM (menurut jam laptop) bersama kedua orang temen gw, Desi dan Nimas, di kosan baru gw di Gisiksari, Semarang. Dengan mengandalkan perut kenyang dan wi-fi gratis serta hari libur sabtu-minggu, gw akhirnya berinisiatif untuk menulisi kembali blog abal ini lagi. hehehehe.

Goyang pompom.

Berkenaan dengan judul entri kali ini, mungkin para pembaca tau lagunya band Kotak yang judulnya 'Masih Cinta'. Ada bagian yang bunyinya gini : "Bagaimana bisa, kamu lupakan yang tak mungkin dilupakan~" jujur aja, gw suka banget ama suaranya Tantri Kotak di bagian ini (errrr... itu ga salah kan liriknya ya? itu seinget gw aja -,- ). Pernah denger kan suaranya Tantri Kotak yang serek-serek berat basah itu? Keren abis.

Nah, gw pengen punya suara kaya gitu. Tapi, berhubung gw ditakdirkan untuk punya pita suara setipis tali beha, yang ada bukannya serek-serek basah berat, malah berat-nyaring gaje. Mungkin kalo diumpamakan bisa sama kaya suaranya Gita Gutawa kejepit pintu kulkas. Hem, ga begitu juga si, tapi... er... nyaris.

Salto dari lantai tiga.

Lanjut ke masalah lain yang terjadi sebelum usaha tragis gw untuk menyamakan suara dengan Tantri Kotak.

Gw seneng banget hari ini karena gw bisa mengulang bagaimana sensasi makan makanan berlemak pada tengah malam. Sebodo dengan LDL dan lemak jenuh, yang penting gw kenyang. Gw seharian baru makan sekali dengan sarapnya di Tembalang. Thanks to warung makan Ampera, nasi gratis anda sangat bermanfaat bagi manusia-manusia yang telat-makan-karena-kuliah-dan-tidak-bisa-bangun-pagi-untuk-sarapan seperti saya ini. Kenyang mampus, suer., dan enak abis. Rasanya catering pesawat bisa terancam kalah kalo tiba-tiba Ampera melebarkan bisnisnya ke katering pesawat.

Oke, ngaco. Benerin sekrup otak.

Beralih ke makanan tengah malam. Gw makan sate. SATE, woy!!! Enak abis. Sate satu set bersama lontong seharga 10 ribu rupiah membuat gw bergairah.

Snack tengah malam ini bermula saat gw merasa terlalu lapar saat jam menunjukkan pukul 11 malam. Gw udah terlalu capek buat nyalain motor dan jalan keluar kos. Niat bikin susu-pun datang menghampiri, tapi setelah perhitungan kalori cepat di otak, gw memperkirakan segelas susu hanya akan menentramkan hipotalamus gw dalam waktu singkat. Ga lebih dari sejam lah.

Hipotalamus gw yang galau tiba-tiba mendengar suara nyaring, "SATEEEEEE!!!"

Omigoat! Rasanya orkestra baru aja konser di depan kos gw.

Dengan semangat 45, gw teriak dari lantai 3, "ABAAAANNGG!!! BELI SATEEEE!!! BERENTI DISITU!!"

Akhirnya hipotalamus gw menunjukkan tanda kemenangan setelah ada jawaban cantik dari abang sate, "IYO!"

Gw, Nimas, dan Desi buru-buru turun buat menghampiri abang sate penyelamat perut sekarat itu. Setelah buka gembok, uhuuuiiialalabumbum, ada abang sate lagi manasin bara buat bakar sate. Tanpa pikir panjang, langsung lah pesen 3 bungkus.

Menunggu bentar, sate idaman pun jadi dengan aduhai dan kita pun makan dengan aduhai. tanpa banyak bacot dan tanpa komentar apapun selain mengomentari satenya yang enak mampus.

Akhirnya, setelah saat-saat eksotis bersama sate ayam, gw mengakhirinya dengan susu milo anget. Uh, surga sedang berpihak pada gw.

Thank God, kenyang to the max :D

All settled, perut kenyang, kesampean minum susu, dan akhirnya sms-an lagi sama pacar gw. A nice deep sleep should be a perfect end of the day. Siap-siap besok mau nyuci-nyuci dan rapat bersama HMIG Undip.






Lovindy, over and out.

salam "Bagaimana bisa~"


Selasa, 21 Desember 2010

New Life : Filosofi Cuci-Mencuci

Hoaahhhh~ berapa tahun ga gw apdet ni blog? Kangen nulis disini lagi...
Padahal tadinya sempet lupa ternyata gw punya blog.

Yappoi! Goyangkan pompom dengan kembaliknya Lovindy~ *dilempar galah orang sekampung*

Thank God, sekarang gw udah menjalani hidup baru dunia perkuliahan di Semarang. Walaupun pertamanya berat dan ngeselin, kerena udah harus pisah dari orang tua dan ngurus segalanya sendiri, tapi lama kelamaan gw bisa enjoy dan menikmati masa privasi gw yang baru dengan seluas-luasnya. Hal positif lain yang gw suka dari datangnya privasi lebih ini adalah gw jadi tau gimana enaknya mngerjakan pekerjaan rumah yang selama ini biasanya pake mesin, jadi gw kerjain pake tangan.

Yap, benar sekali sodara-sodara : Mencuci baju

Entah kenapa, tapi sejak mulai ngekos dan hidup sendiri, gw mulai menikmati proses cuci-mencuci baju. Dari mulai rendem baju sampe meres-meres mau jemur. Bagian yang laing gw suka adalah waktu mengucek.

What?? Mengucek? Makanan apa lagi itu?

Okay, I know it sounds silly. Tapi gw seneng waktu ngucek baju itu gw bisa sambil merenung, mikirin apa yang telah dan akan gw lakukan setelahfase mencuci itu selesai. Biasanya, kalo gw abis marahan atau ngamuk sama temen gw di kampus, gw akan nyuci dan mikirin gw harus ngapain kalo ketemu dia lagi. Harus gw gampar atau mutilasi? Kan ribet nyari senjatanya.

Oke ngaco. Gw bukan psikopat. GW BUKAN PSIKOPAT. TITIK.

Yah, mulai ngaco kan tulisan gw. Oke, ga serius lah. Gw bukan tipe penyerang, gw tipe gerilya. Nyerangnya diem-diem.

Halaaaah, apa pula ini. Lanjut ah yang bener.

Intinya, gw suka waktu cuci-mencuci ini. Karena gw bisa punya waktu buat introspeksi diri dan belajar buat sabar. Bukan, bukan dengan marahan trus gw nyuci sambil nahan biar ga marah, itu cara kuno. Sabar dengan mengucek dan memeras baju gw satu persatu. Gw belajar kalo memeras bikin hasil cucian jadi lebih bersih, karena ga ada sisa sabun di baju nanti. Beda ama kalo cuma dicelup-celup doang, pasti masi ada sisa sabut putih-putih nempel, trus bajunya jadi lengket.

Kesimpulan yang bisa gw ambil dari proses cuci ini : kalo mau suatu tujuan yang bagus, kita harus berusaha lebih keras, sabar, teliti, dan tekun dalam mencapai tujuan itu. Sama kaya kita mau nyuci, tujuannya baju bersih toh? Maka dari itu ada proses merendam, mengucek, memeras, dan menjemur, supaya hasil baju yang diinginkan bisa sempurna dan bersih, ga lupa tentunya nyaman untuk dipakai.

Nah, kita sampai pada bagian penyempurnaan : Menyetrika.

Asli, gw sebel abis nyetrika.

No offense ya, kalo setrikaannya asik a.k.a panas dan gede, enak buat nyetrika. Masalahnya, setrika yang ada di kamar kosan gw itu kecil dan anget-anget ga jelas gimanaaaa gitu. Jadilah gw sebel ama tu setrika.

Padahal klo misalnya mau ngelatih kesabaran, nyetrika bakal lebih menyempurnakan filosofi cuci-mencuci gw.

Goyang pompom.

Hufh~ karena setitik halangan bernama 'setrika', akhirnya gw nyerah buat nyuci. Gw milih londri.

Yeah, all hail laundry!!!! Tinggal masuk, ambil, bayar, dan wangiiiiii~


Akhir kata, semoaga filosofi cuci-mencuci gw bisa berguna buat orang-orang yang kesabarannya cepet abis.







Lovindy, over and out.


Sabtu, 14 Agustus 2010

Figurines

Minna-chama~ ohayou gozaimasu!

Errr-gw tau ini udah jam setengah sebelas, apakah masi bisa dibilang selamat pagi? anggap aja iya.

Gw udah positif kuliah di Undip Semarang, tinggal nunggu hari senin nanti gw mau lapor diri ke kampus Tembalang, dan voila, gw (harusnya) resmi terdaftar jadi mahasiswi (pengacau) baru di Universitas Diponegoro.

Nah, karena gw akan ke luar kota, otomatis gw pasti akan ngekos dong. Sebetulnya gw bisa aja tinggal di rumah nenek gw, tapi gw udah tekad mau ngekos, dan bonyok pun udah ikut merestui gw ngekos. So, it fixed that I'm going to Ngekos! Yeehaw.

Yang namanya ngekos, pasti kamarnya ga gede-gede amat dong. Minimal 3x3 meter lah kaya kamar gw di rumah. Mengantisipasi hal itu, gw lagi rajin-rajinnya menyeleksi barang-barang apa yang akan gw bawa ke kamar baru gw nanti. Gak lupa juga gw pengen mendesain letak barang-barang itu di kamar gw nanti.

Gw sampai pada bagian meja belajar. Gw pengennya meja belajar yang sederhana aja, ga usa terlalu banyak barang. Yang penting muat buat naro beberapa buku, laptop, dan lampu belajar.

Kemudian gw ngeliat gambar ini :






-all pictures are courtesy of Danny Choo (http://www.dannychoo.com/landscape/en/figures/#landing)-

Yang paling atas ada meja kerjanya Danny Choo, begitu juga dengan bawahnya. Dan gambar ketiga adalah figurine Saber dari Fate/Stay Night. Gw suka banget ama tokoh pembawa pedang yang satu itu.

Liat gambar-gambar ini, gw jadi membayangkan punya meja belajar yang ala-anime kaya gitu juga. Beh, gejala otaku anime gw nambah kali.

Gw pengen punya meja belajar yang kaya meja kerjanya Danny Choo gitu. Cuma ya... Poster dan figurine-nya jangan tokoh-tokoh dari Ecchi yang bra-nya kemana-mana. Gw tentu akan membudidayakan figurine tokoh-tokoh cowok ganteng bin keren.

Kalo dibayangkan seperti apa meja-maunya-gw, kira-kira seperti ini :

Posternya diganti sama posternya Detective Conan yang gambar Shinichi Kudo pake seragam sekolah. Poster yang posisinya tidur, diganti sama posternya Roy Mustang lagi tidur. Bah! Mangstap. Lalu, dolfie-nya (figur yang agak gede), diganti sama karakternya Fullmetal Alchemist. Ada Ed, Alphonse versi armor dan orang, Roy, Riza, Winry, Hughes, dan lainnya. Gak lupa dolfie-nya ke-7 homunculus yang hot-hot banget.

Terus, di rak atas yang penuh figurine ukuran standar, diisi figur dari Detective Conan, Nodame Cantabile, Saiunkoku Monogatari, Fullmetal Alchemist (lagi), Fate/Stay Night, Gakuen Alice, Sailor Moon, Naruto, Bleach, Itazura na Kiss, Junjo Romantica, dan lainnnya yang gw suka. Terutama, banyakin figur ama dolfie Roy Mustang dan Edward Elric, segala pose kalo bisa.

Gak cukup cuma meja belajar, lanjut ke hal-kamar-lain :

Kalo soal sarung bantal, errr- gw maunya gambar Edward. Sarung gulingnya gambar Roy Mustang, biar bisa gw peluk-peluk. Hahahahahaha! *ketawa mesum* Di sebelahnya boneka Roy Mustang sama bonekanya Shinichi. Tidur gw dijamin nyenyak, nyak, nyak.

Rak bukunya gambar Nodame Cantabile. Trus ada tasnya Nodame yang motif piano itu. Nanti isi raknya komik-komik gw dan buku pelajaran (tentunya).

lemari bajunya gambar pikachu yang pernah gw miliki jaman gw SMP dulu. Sumpah, pikachu-nya bagus banget. Isinya kaos-kaos tema anime. Waaaah, anime otaku banget ya? -_-"

Gak lupa, gw kepengen bikin jaket atau kaos yang temanya fullmetal alchemist. Yah, itu bisa menunggu sampai gw pindah dan punya duit sendiri. Kalo bisa kaosnya warna hitam, terus ditengahnya ada tulisan 'the flame alchemist' warna putih. Tapi kata 'flame'-nya warna merah. Dibagian belakang kaos ada gambar transmutation circle Flame Alchemy warna merah.

It's just too damn perfect.

Hahaha, cuma gara-gara kumpulan foto figur anime, gw jadi mengkhayal jauh entah kemana. Yah, namanya juga keinginan.

Yang jelas, gw masih berburu silver pocket watch-nya Fullmetal Alchemist.


Salam gaul dari mahasiswi (cieee) gaul,