Jumat, 19 Juli 2013

Something about the Atlas City

Waaaaaaa... sudah berapa lama saya tidak mengepos lagi? Kayaknya lama banget ya -,-

Honestly, gw merasa konyol waktu liat post terakhir gw adalah tentang permasalahan semester 3 gw dimana tiba-tiba gw merasa tertarik dengan seseorang di daerah rantau gw. Yaaa, tapi itu masa lalu. Gw juga udah netral, damai, dan gw semakin lengket sama pacar gw, si Beruang.

Well well, sekarang udah jam 12 lewat 22 menit waktu leptop gw. Saat ini gw lagi menghirup sedikit udara tenang disela-sela usaha gw dalam mengerjakan proposal skripsi gw.

Ya, lo ga salah baca, beneran PROPOSAL SKRIPSI. (sengaja gw capslock biar agak dramatis gitu loh)

*keplok keplok* *dilempar sendal jepit*

Kalo boleh di-review, yang namanya waktu berjalan emang ga pernah bisa diperkirakan. Rasanya baru kemaren gw pindahan ke Semarang dengan hati tegar dan koper besar bersamaan dengan badan gw yang masi buntek, kucel, dan berambut ala cangcuters. Belom lagi waktu itu gw canggung banget karena itu pertama kalinya gw hidup sendirian, ga dibantuin orang tua atau saudara-saudara.

Awal mula, gw suka tinggal di Semarang. Bebas, gw mau kayang di tengah tugu muda juga ga ada yang marah. Gw mau ke gramed sendirian juga ga masalah. Tapi, masalah datang berupa 'Homesick' atau kangen rumah. Di Semarang-lah gw mulai menghargai arti 'Rumah' sesungguhnya.

Kata orang, rumah adalah tempat dimana ada keluarga yang menanti, kekasih menanti, dan mereka yang mencintai kita juga menanti. Tapi, menurut gw,
"rumah adalah tempat dimana lo merasa diterima, merasa lo bisa jadi diri sendiri tanpa harus berpura-pura, tempat lo bisa belajar menjadi manusia yang lebih baik, juga tempat dimana lo bisa berkumpul dengan mereka yang mencintai dan dicintai oleh lo. "
Karena, gw merasa sekarang rumah gw ada 2, tangerang dan semarang. Tangerang adalah tempat dimana keluarga gw berada, sanak famili gw, kenalan-kenalan, teman masa kecil, bahkan pacar gw juga disana. On the other hand, Semarang memberikan gw banyak pelajaran dan pengalaman: Berbicara di depan orang banyak, berpendapat, menjadi pemimpin, belajar dewasa, mengendalikan emosi, bersabar dan ikhlas, dan sebagainya yang bener-bener ga bisa gw tukarkan dengan uang sebanyak apapun.

That's why I love Semarang. Ada banyak kenangan manis yang gak akan pernah bisa dilupain.

Semarang juga-lah yang mengantarkan kaki gw menuju tempat-tempat yang gw pikir sampe kapanpun ga akana pernah gw kunjungi, misalnya kantor DPRD Jawa Tengah, Bank Indonesia, kantor-kantor dinas pemerintahan, pengambilan paket besar di kantor pos, dan lainnya. Gw merasa ini pengalaman yang WOW banget, mengingat gw jarang keluar dan jarang punya kesempatan ke tempat-tempat tersebut. Gw ga tau apa yang terjadi jika gw harus benar-benar totally  ga bisa main kesini lagi. Hahahahah, definitely I can't. Gw udah terlalu terikat sama ibukota Jawa Tengah ini.

Puji Tuhan Yesus karena hanya denga berkat-Nya lah gw bisa mengalami semua mukjizat indah ini. Semua tangis, tawa, seru frustasi, senyum, dan usaha mengantarkan gw pada saat ini menjadi gw yang sekarang sedang menatap layar laptop dengan wajah bersemu karena menostalgia masa lalu.

Keren, mantap, luar biasa...adalah kata-kata yang bisa gw gambarkan selama gw nomaden tangerang-semarang.

Semoga untuk seterusnya, gw akan selalu mencintai tempat ini :)